Abu Ayub al-Anshari - Project 008
Headlines News :
Home » » Abu Ayub al-Anshari

Abu Ayub al-Anshari

Written By Unknown on Jumat, 01 Januari 2010 | 20.27

Rasulullah memasuki kota Madinah, dengan mengendarai untanya Rasulullah berjalan di tengah-tengah barisan manusia yang penuh sesak, yang penuh cinta dan rindu, berebut memegang kekang untanya karena ingin menerima Rasul sebagai tamunya. Rombongan Nabi itu mula-mula sampai ke perkampungan Bani Salim bin Auf; mereka mencegat jalan unta sembari berkata : "Wahai Rasul Allah tinggallah anda pada kami, bilangan kami banyak, persediaan cukup, serta keamanan terjamin" Tawaran mereka yang telah mencegat dan memegang tali kekang unta itu, dijawab oleh Rasulullah: "Biarkanlah, jangan halangi jalannya, karena ia hanyalah melaksanahan perintah."



Kendaraan Nabi terus melewati perumahan Bani Bayadhah, lain ke kampung Bani Sa'idah, terus ke kampung Bani Harits ibnul Khazraj, kemudian sampai di kampung Bani 'Adi bin Najjar. Setiap suku atau kabilah itu mencoba mencegat jalan unta Nabi, dan tak henti-hentinya meminta dengan gigih agar Nabi SAW sudi membahagiakan mereka dengan menetap di kampung mereka. Sedang Nabi menjawab tawaran mereka sambil tersenyum syukur di bibirnya ujarnya: "Lapangkan jalannya, harena ia terperintah.!"



Nabi sebenamya telah menyerahkan memilih tempat tinggalnya kepada qadar Ilahi, karena dari tempat inilah kelak kemasyhuran dan kebesarannya. Benarlah.. Rasul telah menyerahkan sepenuhnya pemilihan ini kepada qadar Ilahi yang akan memimpin langkah perjuangannya kelak.. Oleh karena inilah ia membiarkan saja tali kekang untanya terlepas bebas, tidak ditepuknya kuduk unta itu tidak pula dihentikan langkahnya.. hanya dihadapkan hatinya kepada Allah, serta diserahkan dirinya kepada-Nya dengan berdo'a: "Ya Allah, tunjukkan tempat tinggalku, pilihkanlah untukhu...!"



Di muka rumah Bani Malik bin Najjar unta itu bersimpuh kemudian ia bangkit dan berkeliling di tempat itu, dan pergi ke tempat ia bersimpuh tadi dan kembali bersimpuh lalu tetap dan tidak beranjak dari tempatnya. Maka turunlah Rasul dari atasnya dengan penuh harapan dan kegembiraan . Salah seorang Muslimin tampil dengan wajah berseri-seri karena sukacitanya.. ia maju lalu membawa barang muatan dan memasukkannya ke rumahnya kemudian mempersilakan Rasul masuk.. Rasul pun mengikutinya dengan diliputi oleh hikmat dan berkat. Maka tahukah anda sekalian siapa orang yang berbahagia ini, yang telah dipilih taqdir bahwa unta Nabi akan berlutut di muka rumahnya, hingga Rasul menjadi tamunya, dan semua penduduk Madinah merasa iri atas nasib mujurnya



Nah, ia adalah pahlawan yang jadi pembicaraan kita sekarang ini, Abu Aiyub al-Anshari Khalid bin Zaid, cucu Malik bin Najjar. Pertemuan ini bukanlah pertemuan yang pertamanya dengan Rasulullah. Sebelum ini, yakni sewaktu perutusan Madinah pergi ke Mekah untuk mengangkat sumpah setia atau bai'at, yaitu bai'at yang diberkati dan terkenal dengan nama "Bai'at Aqabah kedua", maka Abu Aiyub ai-Anshari termasuk di antara tujuh puluh orang Mu'min yang mengulurkan tangan kanan mereka ke tangan kanan Rasulullah serta menjabatnya dengan kuat, berjanji setia dan siap menjadi pembela. Dan sekarang ketika Rasululah sudah bermukim di Madinah dan menjadikan kota itu sebagai pusat bagi Agama Allah, nasib mujur telah melimpah kepada Abu Aiyub, karena rumahnya dijadikan rumah pertama yang didiami Rasul yang mulia.



Rasul telah memilih untuk menempati ruangan rumahnya tingkat pertama.. Tetapi begitu Abu Aiyub naik ke kamarnya di tingkat atas ia pun jadi menggigil, dan ia tak kuasa membayangkan dirinya akan tidur atau berdiri di suatu tempat yang lebih tinggi dari tempat berdiri dan tidurnya Rasulullah itu. Ia lalu mendesak Nabi dengan gigih dan mengharapkan beliau agar pindah ke tingkat atas, hingga Nabi pun memperkenankannya pengharapannya itu.. Nabi akan berdiam di sana sampai selesai pembangunan masjid dan pembangunan biliknya di sampingnya.



Dan semenjak orang-orang Quraisy bermaksud jahat terhadap Islam dan berencana menyerang tempat hijrahnya di Madinah, menghasut kabilah-kabilah lain serta mengerahkan tentaranya untuk memadamkan nur Ilahi semenjak itulah Abu Aiyub mengalihkan aktifitasnya kepada berjihad pada jalan Allah. Maka dimulainya dengan perang Badar, lalu Uhud dan Khandaq, pendeknya di semua medan tempur dan medan laga, ia tampil sebagai pahlawan yang sedia mengurbankan nyawa dan harta bendanya untuk Allah Rabul 'alamin. Bahkan sesudah Rasul wafat pun, tak pernah ia ketinggalan menyertai pertempuran yang diwajibkan atas Muslimin sekalipun jauh jaraknya yang akan ditempuh dan berat beban yang akan dihadapi.



Semboyan yang selalu diulang-ulangnya, baik malam ataupun siang. dengan suara keras ataupun perlahan. adalah firman Allah Ta'ala: "Berjuanglah kalian, baik di waktu lapang, maupun di waktu sempit. !" (Q�S.At-Taubat: 41) Satu kali saja ia absen tidak menyertai balatentara Islam, karena sebagai komandannya khalifah mengangkat salah seorang dari pemuda Muslimin, sedang Abu Aiyub tidak puas dengan kepemimpinannya. Hanya sekali saja, tidak lebih... ! Sekalipun demikian, bukan main menyesalnya atas sikapnya yang selalu menggoncangkan jiwanya itu, katanya: "Tak jadi soal lagi bagiku, siapa orang yang akan jadi atasanku.." Kemudian tak pernah lagi ia ketinggalan dalam peperangan. Keinginannya hanyalah untuk hidup sebagai prajurit dalam tentara Islam, berperang di bawah benderanya dan membela kehormatannya..



Sewaktu terjadi pertikaian antara Ali dan Mu'awiyah, ia berdiri di pihak Ali tanpa ragu-ragu, karena ialah Imam yang telah dibai'at oleh Kaum Muslimin. Dan tatkala Ali syahid karena dibunuh, dan khilafat berpindah kepada Mu'awiyah, (Q.S.: At-Taubat: 41) Abi Aiyub menyendiri dalam kezuhudan, bertawakkal lagi bertaqwa. Tak ada yang diharapkannya dari dunia hanyalah tersedianya suatu tempat yang lowong untuk berjuang dalam barisan para pejuang.. Demikianlah, sewaktu diketahuinya bala tentara Islam bergerak ke arah Konstantinopel, segeralah ia memegang kuda dengan membawa pedangnya, terus maju mencari syahid yang sudah lama didambakan dan dirindukannya.



Dalam pertempuran inilah ia ditimpa luka berat. Ketika komandannya pergi menjenguknya, nafasnya sedang berlomba dengan keinginannya hendak menemui Allah. Maka bertanyalah panglima pasukan yang waktu itu Yazid bin Mu'awiyah: "Apa keinginan anda, wahai Abu Aiyub?" Aneh, adakah di antara kita yang dapat membayangkan atau mengkhayalkan apa keinginan Abu Aiyub itu...? Tidak sama sekali! Keinginannya sewaktu nyawa hendak berpindah dari tubuhnya ialah sesuatu yang sukar atau hampir tak kuasa manusia membayangkan atau mengkhayalkannya. Sungguh, ia telah meminta kepada Yazid, bila ia telah meninggal, agar jasadnya dibawa dengan kudanya sejauh-jauh jarak yang dapat ditempuh ke arab musuh, dan di sanalah ia akan dikebumikan. Kemudian hendaklah Yazid berangkat dengan balatentaranya sepanjang jalan itu, hingga terdengar olehnya bunyi telapak kuda Muslimin di atas kuburnya dan diketahuinyalab bahwa mereka telah berhasil mencapai kemenangan dan keuntungan yang mereka cari ..



Apakah anda kira ini hanya lamunan belaka..? Tidak;dan ini bukan khayalan, tetapi kejadian nyata, kebenaran yang akan disaksikan dunia di suatu hari kelak, di mana ia menajamkan pandangan dan memasang telinganya, hampir-hampir tak percaya terhadap apa yang didengar dan dilihatnya. Dan sungguh, wasiat Abu Aiyub itu telah dilaksanakan oleh Yazid! Di jantung kota Konstantinopel yang sekarang bernama Istanbul, di sanalah terdapat pandam pekuburan laki-laki besar, sungguh besar itu. Hingga sebelum tempat itu dikuasai oleh orang-orang Islam, orang-orang Romawi penduduk Konstantinopel memandang Abu Aiyub di makamnya itu sebagai orang kudus suci. Dan anda akan tercengang jika mendapati semua ahli sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa itu berkata: "Orang-orang Romawi sering mengunjungi dan berziarah ke kuburnya dan meminta hujan dengan perantaraannya, bila mereka mengalami kekeringan."



Sekalipun perang dan pertempuran memenuhi kehidupannya hingga tak pernah membiarkan pedangnya terletak beristirahat, namun corak kehidupannya tenteram laksana desiran bayu di kala fajar datang menjelma. Sebabnya ia pernah mendengar ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam yang terpateri dalam hatinya: "Bila engkau shalat, maka shalatlah seolah-olah yang terakhir atau hendak berpisah.. Jangan sehali-hali mengucaphan kata-kata yang menyebabhan engkau harus meminta ma'af.. Lenyapkan harapan terhadap apa yang berada di tangan orang lain..." Dan oleh karena itulah tak pernah lidahnya terlibat dalam suatu fitnah dan dirinya tidak terjerembab dalam kerakusan.. Ia telah menghabiskan hidupnya dalam kerinduan ahli ibadah dan ketahanan orang yang hendak berpisah. Maka sewaktu ajalnya datang tak ada keinginannya di sepanjang dan selebar dunia kecuali cita-cita yang melambangkan kepahlawanan dan kebesarannya selagi hidupnya: "Bawalah jasadku jauh-jauh.. jauh masuk ke tanah Romawi, kemudian kuburkan aku di sana"



Ia yakin sepenuhnya akan kemenangan dan dengan mata hatinya dilihatnya wilayah ini telah termasuk dalam taman impian Islam, dalam lingkungan cahaya dan sinarnya. Karena itu ia menginginkan sebagai tempat istirahatnya yang terakhir yakni di ibukota negara itu, di mana akan terjadi pertempuran yang menentukan dan dari bawah tanahnya yang subur ia dapat mengikuti gerakan tentara Islam, mendengar kepakan benderanya dan bunyi telapak kudanya serta gemerincing pedangnya. Sekarang ini ia masih terkubur di sana, tetapi tidak lagi mendengar gemerincing pedang atau ringkik kuda! Keadaan telah berlalu dan kapal telah berlabuh di tempat yang dituju sejak waktu yang lama. Tetapi setiap hari dari pagi hingga petang didengarnya suara adzan berkumandang dari menara-menaranya yang menjulang di angkasa, bunyinya: "Allahu Akbar.. Allahu Akbar.." Dan dengan rasa bangga, di dalam kampungnya yang kekal dan di mahligai kejayaannya ia menyahut: "Inilah apa yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya"
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Project 008 - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger