Sejumlah pewarta foto dari berbagai media mendapat izin untuk ikut dalam rombongan tim evakuasi yang diterjunkan guna mengevakuasi korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 yang menabrak Gunung Salak, Rabu 9 Mei 2012.
Sebagian pewarta foto itu berangkat sejak kemarin, Kamis 10 Mei 2012, sedangkan sebagian lagi ada yang berangkat pagi tadi bersama tim ketiga, yakni tim Charlie yang berjumlah 225 orang.
Salah seorang pewarta foto dari harian Seputar Indonesia, Yudhis, mengatakan lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi SSJ 100 memang sangat sulit dicapai karena beratnya medan yang mesti dilalui. “Medan luar biasa berat,” kata Yudis di Posko Embrio, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 11 Mei 2012.
Yudis yang berangkat Kamis kemarin sekitar pukul 13.00 WIB itu mengatakan, dia dan rrekan-rekannya sesungguhnya sudah berada puncak Gunung Salak pada pukul 17.00 WIB Kamis itu. Ia sampai di ketinggian sekitar 1800 mdpl.
Namun di puncak itu ia dan rekannya belum juga menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Akhirnya Yudis dan kawan-kawan turun lagi sampai ketinggian kira-kira 1600 mdpl. “Karena sudah larut malam, di situ saya dan yang lain bermalam. Kami tidur sampai pagi,” kata dia.
Kemudian pukul 07.00 WIB Jumat pagi ini, Yudis berangkat lagi dan akhirnya menemukan lokasi pesawat Sukhoi, yakni di lereng tebing. Dia melihat sendiri beberapa serpihan pesawat di tengah lereng tebing itu. Tebing inilah yang rupanya ditabrak oleh Sukhoi nahas itu.
Lokasi Yudis dan pewarta foto lainnya saat itu berada pada tebing yang berseberangan dengan tebing tempat lokasi pesawat ditemukan. Lokasi mereka juga terpisah dengan tim evakuasi yang sudah berada di lokasi jatuhnya pesawat.
“Tebing itu melingkar seperti huruf U. Ada dua cara untuk sampai ke sana, pertama dengan jalan memutar menyusuri tebing, atau turun ke lembah yang kedalamannya kira-kira lebih dari 300 meter,” papar Yudis.
Bermalam Tanpa Logistik
Yudis bersama pewarta foto lain rupanya naik ikut tim evakuasi tanpa perlengkapan yang lengkap, termasuk persediaan logistik. Ini karena awalnya mereka memperkirakan perjalanan naik dan turun gunung hanya akan memakan waktu sekitar lima jam. Namun ternyata molor jauh di luar prediksi.
“Karena medannya sangat sulit, akhirnya kami bermalam di sana dan tidur seadanya,” kata dia. Usai menemukan dan memotret lokasi jatuhnya pesawat beserta serpihan pesawat Sukhoi itu, Yudis kemudian turun.
Saat turun itulah dia mengalami cedera pada engkel kaki sebelah kiri karena kondisi jalur yang licin. “Saya turun harus pakai tongkat,” kata dia.
Selain Yudis, pewarta foto Warta Kota, Adi Kelana, yang ikut dalam rombongan juga mengalami kelelahan. Dia mengalami dehidrasi dan harus dirawat beberapa menit usai tiba di Posko Embrio.
Sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !